Title : "Peace and Love"
Kind : Fiction Short Story - Karangan Cerpen
By : Yama yam
"Selamat
pagi ya", ucap seorang laki laki yang menjemputku di pagi hari ini. Dia
bernama Arel, kakak kelas sekaligus kekasih hati. Aku tersenyum malu. Kita pun
berangkat sekolah bersama.
Kita adalah
sepasang kekasih yang berusaha untuk saling mengerti, memahami, dan menghargai
satu sama lain. Aku mengenal baik kepribadiannya, begitupun dia sangat
mengenaliku. Segala kekurangan, kita sudah berjanji untuk saling menerima satu
sama lain. Inilah cinta. Kata yang pernah terucap di mulut dan hatiku. Hatiku
tentram ketika melihat senyum tulusnya.
Pagi ini, tidak
pelajaran seperti biasa. Perayaan acara ulang tahun sekolah yang berlangsung
sangat meriah. Banyak acara kami lalui. Namun, kami berdua tak selalu bersama.
Kita kan beda kelas. Pulangnya, Arel mengajakku untuk gabung bersama 6 orang
temannya untuk ke puncak bersama.
"Ke
Puncak... Kamu pasti gak akan pernah lupain ini.", katanya.
Aku pun
menyetujuinya. Aku dan Arel bersama 3 pasangan kekasih lainnya, teman Arel.
Mereka semua terlihat cocok dan romantis. Yang kukenali adalah kak Puput sama
Kak Miko, Kak Dina dan Kak mutia aja. Kami memulai perjalanan. Seperti dunia
ini milik kita berdelapan saja. 4 pasangan kekasih yang hang out bareng. Haha.
Setelah 2 jam
perjalanan. Kami pun sampai juga. Arel selalu menanyakan keadaanku. Over
perhatian sekali, tapi aku suka.
"Aku baik
baik aja kok kak :)", kataku. Ya, aku memanggil kak.
Tempatnya adem,
sejuk, indah pokoknya. Kami pun foto selfies. Kakaknya cantik cantik. Aku juga
foto berdua sama Arel. Aku terlihat sekali kaya adeknya bukan pacarnya. Haha.
Lalu, kita naik deh ke puncak bersama. Perjalanan sekitar 10 menit, kita sampai
di atas puncak.
Tak kusangka, pemandangan yang indah sekali.
Aku tak pernah sekagum ini akan alam. Wow. Tiba tiba, Arel berteriak keras
sekali.
"Aku cinta
kamu, Key!!!!", teriaknya.
Aku jadi malu
sama kakak kakak yang lain. Eh, mereka menertawakan Arel malahan. Tapi, setelah
itu kakak kakak yang lain malah ikut ikutan teriak teriak gak jelas nyebutin
kekasihnya. Haha, jadi pengen teriak. Akhirnya, aku juga beraniin teriak aja.
"Aku cinta
kamu... Kak Arel!!!", teriakku.
Kak Arel tersenyum
menatapku. Aku semakin ingin terus memperjuangkan cinta ini sampai kelak di
akhir takdir kisah cinta ini.
END
0 komentar:
Post a Comment