Sekolah Macam Pelajar Somplak (Fiction Short Story - Karangan Cerpen By Yama Yam)
Sekolah Macam Pelajar Somplak
Ceritanya nih,
aku adalah siswi yang biasa saja. Gak pintar gak goblok, gak cantik gak jelek,
gak terkenal gak tak terkenal amat, sedang sedang lah. Namun, aku juga punya
cerita yang tak kalah menarik dengan siswa-siswa yang luar biasa seperti ketua
osis, penyanyi sekolah, ataupun ketua genk terkenal di sekolah ini.
Aku punya 6 teman
hang out, punya 1 pacar lumayan dan punya 3 spikan. Hehe. Siang ini, rencananya
kita bersebelas mau colut dari pelajaran sekolah ke luar sekolah melalui pagar
belakang. Oh ya, aku dan 6 cewek serta pacar serta spikan adalah teman sekelas
ceritanya. We are friend together.
Rencana pun kami
teruskan, karena suasana boring akan pelajaran fisika semakin membabi buta.
Kami segera merambat dengan pelan menuju posko belakang (parkiran). Setelah
dirasa semua aman, satu persatu pun mulai memanjat pagar agak tinggi itu.
Sangat tak disangka, aku yang ingin giliran terakhir manjat sangat sial hari
ini. Tiba tiba Pak Endro menuju parkiran dan melihatiku yang sedang berusaha
memanjat. Aduh, beliau segera melotot dan menunjuk ke arah kami serta berteriak
"woiiii!!!!!kaliaannn!!!!".
Asem, aku jadi
berkeringat. Manjat sulit amat jadinya. Asem. Aku teriak ke Kevin pacarku,
untuk meminta pertolongan. Untungnya, aku bisa juga melewati pagar itu walaupun
aku terjatuh di semak semak balik pagar. Hmm sedikit menyebalkan. Kami berlima
yang belum lari terbirit birit seperti 5 teman yang lain segera memulai
pelarian kita. Asli, ini sungguh fenomena yang sangat seru. Hehe.
Tepatnya, kami
bersebelas adalah siswa siswi yang nakal. Setelah capek olahraga lari, kami pun
menuju warung untuk beli minum. Kevin, mentraktir kami. Kami bersebelas sudah
seperti kru sepak bola yang menyatu. Kena hukuman bersama, bolos bersama dan
lain lain selalu bersama. We are besfriend forever. Halah -_-'.
Namun, kami
tak tau kalo di kejauhan sana. Aku yang pertama mengetahui para satpol pp
sedang berkreasi menangkap sejumlah pengamen jalanan. Aku segera memberi
intruksi lari lagi.
"Aaaa...!!
Satpol pp!!! Cabuuttttt!!!", teriakku.
Tanpa bayar es, ngutang lah maksudnya, kami pun berlari. Tak
tau kemana harus berlari. Akhirnya kami menentukan untuk kembali ke sekolah.
Dasar Kevin memang teman tergoblok di tim kesebelasan ini. Dia yang berjalan
paling utama, maka yang belakangnya otomatis mengikutinya. Kami masuk lewat
gerbang utama. Asli, goblok. Pak Satpam hanya terbelalak ketika melihat kami
memanjat gerbang itu satu persatu.
Namun, kami
aman akan satpol pp. Namun malangnya, kami bersebelas menuju ruang BK dengan
sendirinya. Gimana tidak? Kami di gelandang sama satpam tua itu. Hashh....
Terkena
skors 3 hari. Anehnya, kami hanya bisa mengucapkan alhamdulillah. Mungkin,
disaat terkena hukuman pun kita harus senantiasa bersyukur. 3 hari ini kita
bersebelas sepakat tak memberi tahu pihak orang tua. Kami akan tetap berangkat
sekolah seperti biasa dan menuju posko warung pok siti sekalian bayar utang
kemarin dan ngutang lagi.
Kami pun
membuat suatu perjanjian setelah tragedi kenakalan ini. Ya, kami sadar akan
perasaan orang tua kami jika mereka tau kelakuan kami seperti ini. Di warung
pok siti inilah, serta pok sitinya juga menjadi saksi atas janji tim
kesebelasan ini. Janji satu : Kami berjanji untuk berusaha menjadi siswa siswi
yang mematuhi peraturan sekolah dan berusaha keras untuk belajar dengan iklhas.
Janji dua : Kami berjanji untuk saling mengingatkan antar anggota tim lainnya.
Amin. Semoga kami bersebelas diberi hidayah oleh Allah SWT.
End
0 komentar:
Post a Comment