Waktu itu, pelajaran fisika bikin boring banget. Ratna yang duduk di bangku belakang menatap meja dengan mengukir sedikit di meja itu. Dia tak sadar, tatapan menuju meja itu berpindah menatap seorang cowok yang sedang duduk di seberang depannya. Galih namanya.
Detik itu juga, Galih seperti mempunyai insting untuk menengok ke belakang. Ya, Galih tak sengaja menatap mata Ratna yang tengah menatapnya juga. Terkejutlah Ratna dengan gelagat salah tingkah, namun antara mereka berdua masih bertatap muka.
Entah itu apa, seakan waktu berhenti beberapa detik dan seakan sesuatu sedang terjadi di jiwa mereka berdua.
"Hah!!!", Galih kaget. Matanya terbelalak, nafasnya tersengal. Keringat panas dingin. Suhu badannya tiba tiba menaik. Seperti kesurupan, Galih melihati raganya yang tertidur di meja depannya dengan melotot.
Temannya sebangku pun merasa takut dengan tingkah Ratna.
"Maaf maaf, umm gue gue ke uks aja deh, sepertinya gue sakit.", itulah kata Galih.
Kejadian yang sebenarnya sedang terjadi adalah Jiwa mereka tertukar. Di dalam raga Ratna adalah jiwa Galih. Benar, di dalam raga Galih adalah Ratna. Galih masih terlelap tidur.
Jam istirahat pun datang, Galih berusaha mencari Ratna secepatnya yang tadi masih tertidur di kelas. Galih kembali ke kelas dan segera menggandeng Ratna menuju koridor belakang. Ratna masih seakan belum percaya apa yang terjadi diantara tubuh mereka. Ratna pun menangis di depan Galih.
"Gimana ini bisa terjadi ?! Kenapa aku melihat diriku sendiri?!! Kenapa aku jadi Galih?? Dan siapa kamu?!!", rintih Ratna.
Galih yang seolah olah tahu yang sedang terjadi berusaha menenangkan Ratna. Galih meminta Ratna untuk tenang dan seolah bersikap biasa.
Seusai sekolah, mereka berbicara di suatu tempat sepi. Ratna melontarkan kekhawatirannya dengan emosi. Galih hanya bisa menenangkan. Sebenarnya, Galih juga tak sepenuhnya paham atas apa yang terjadi diantara mereka.
"Gue gak mau jika sampek tubuh gue lo manfaatin lih!!!", celetus Ratna dengan menangis.
"Astagfirulloh!! Bisa bisanya lo berfikir kayak gitu ke gue ha!! Gue gak serendah yang lo fikirin Rat!!masalah Ini harus kita fikirkan dengan kepala dingin rat!! Gue juga bingung apa yang harus kita lakukan!!", kata Galih tetap menenangkan.
Tiba-tiba, Ratna menemukan ide untuk mencari orang pintar. Galih menyetujui. Hari itu juga, mereka berdua mencari tempat orang pintar melalui internet. Alhasil, sekarang mereka telah di depan sebuah rumah orang pintar itu lebih tepatnya dukun.
Ratna mengennggam lengan Galih dengan erat. Tak hanya Ratna, Galihpun juga merasa takut. Sang dukun pun langsung tersenyum ketika mereka berdua sampai dihadapannya. Tak butuh bertanya, sang dukun langsung memberikan aji aji untuk mereka berdua agar tubuh mereka berdua kembali tak tertukar. Namun, aji aji dukun tak berhasil. Ratna dan Galih hanya memasang muka flat namun serius. Masih belum percaya.
"Kalian berdua adalah sepasang suami istri. Kalian berdua jodoh", ucap dukun itu.
Ratna dan Galih berteriak bersamaan. "APA?!!!"
Sang dukun langsung menatap mata mereka dengan melotot. Mereka berdua ketakutan dan menunduk bersamaan. Tangan mereka berpegangan erat ketakutan dan hanya menjawab iya mbah iya mbah saja. Lalu, mereka memberikan uang jasa sukarela kepada dukun itu. Mereka keluar dengan napas lega dan degera meninggalkan tempat mengerikan itu.
"Lalu apa yang akan kita harus lakukan lih? Aku tak tahu harus bagaimana..", ucap Ratna pasrah.
"Cinta tulus, kata mbah dukun, hanya itu yang bisa mengembalikan jiwa kita Rat.", jawab Galih.
Mereka bertatapan dengan takut takut. Ratna menyuruh Galih untuk segera pulang ke rumahnya. Ratna tak mau Ibunya marah jika sampai dirinya pulang sampai malam dengan masih menggunakan seragam. Janji mereka berdua adalah tidak akan ganti pakaian sampai besok.
Di kamar masing-masing, mereka berfikir dengan keras harus bagaimana.
"Jodoh?!, suami istri?!! Apa apa an sih mbah dukun itu?!", rintih Ratna. Namun, disisi lain Ratna memikirkan perasaannya yang senbenarnya bahwa dia juga punya rasa pada Galih walau itu belum jelas. Karena yang ditakutkan itu hanyalah perasaan yang akan membuatnya terluka saja.
Keesokan harinya, mereka berdua tak sekolah. Mereka mendatangi dukun lainnya. Nihil! Jawabannya adalah sama. Tidak ada yang bisa membantu mereka selain mereka sendiri. Karena kasus mereka sangat langka. Cinta sejati itulah jawabannya.
"Oke! Tak ada cara lain, aku akan mencoba melakukan ini! Membuktikan bahwa apakah aku benar benar mencintaimu Rat!!", kata Galih serius secara tiba tiba. Membuat Ratna gelagapan.
"Ap ap apa maksud lo?!", jawab Ratna.
"Maafkan aku Rat, jalan satu-satunya adalah kita harus berciuman.", kata Galih dengan menatap Ratna.
"SINTING !!!! ", sentak Ratna dengan melotot.
Ratna terdiam. Bagaimana ini? Ratna bingung harus bertindak bagaimana. Ratna tak mau selamanya menjadi raga Galih. Transgender?!! Semakin sinting.
"Lo pernah mencintaiku lih?", celetus Ratna serius.
Galih terbelalak tak menjawab. Ia keceplosan dan ia pun salah tingkah.
"Sudah!sudah! Kita lupakan ungkapan gue tadi!! Sekarang kita harus bagaimana?!!!!!!", kata Galih mengalihkan dengan nada memberontak aneh.
"Kita harus pura-pura pacaran!", kata Ratna.
Galih akhirnya menyetujui. Mereka berkencan hari itu juga. Pergi bersama seperti orang pacaran umumnya. Namun, nihil jiwa mereka tetap tak pindah.
"Salah Rat, kita harus benar benar pacaran!", kata Galih. Ratna menjawab, "salah!! Bukan pacaran yang dimaksud mbah dukun itu.. Tapi kita harus menikah dulu, baru jiwa kita akan kembali lih..".
Galih melamun. Ratna juga. Santapan makan siang itu seakan hambar dengan rumitnya kasus mereka.
"Salah Rat.. Bukan menikah.. Tidak hanya menikah yang menunjukkan rasa cinta yang sebenarnya, tapi perasaan kita sendiri Rat.. Perasaan jujur kita..", ucap Galih.
Ratna menangis lagi di hadapan Galih. Galih mengusap mata Ratna. Di kenyataanya, seorang cewek yang sedang mengusap mata seorang cowok yang menangis di hadapan cewek.
"Gak perlu menangis, gue akan mencoba. Gue ... Gue .. Sebenernya... Cinta sama lo Rat..", ucap Galih.
Ratna kaget dan melongo. Barusan yang dikatakan Galih membuat tatapan di kelas waktu itu seperti terulang kembali.
"Gu gu gu gu gu gue ju ju ju ga llllih...", ucap Ratna terbata.
Kehidupan seakan berhenti beberapa detik tak bernafas. Cinta yang di barengi rasa ketakutan itu muncul bersinar menjadi cinta abadi yang nyata. Mereka berdua tersenyum. Jiwa mereka kembali ke raga masing masing. Yeah, mereka adalah sepasang suami istri. Mereka sudah jodoh.
End
Sunday, 12 October 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment