Judul Cerpen : SI Udik Yang Cantik
By : Yama Yam
By : Yama Yam
Si Udik Yang Cantik
Ngelanjutin sekolah SMA ini, rasanya sangat
menyebalkan. Budhe sudah ngedaftarin aku di sekolahan kota sana. Padahal kan
aku maunya di SMA SMA sini aja bareng sama temen temen. Eh gak taunya Budhe
diem diem udah ngambil rapot, ijasah, skhu
dan semuanya dari Emak.
Budhe
sudah merencakan ini dari dulu. Katanya buat temen untuk Budhe di rumah sana
yang besar. Berhubung Budhe kan gak punya anak, aku dipungut sekalian deh untuk
SMA ini. Budhe daftarin aku di sekolah class tinggi di Kota itu. Perpindahanku
di Rumah sebesar ini membuat Budhe sangat senang malam ini.
Yaaa...
Besok adalah MOS SMA ....!!!!!! Aku sudah siap sedia sejak pagi hari. Aku
memilih pakek sepeda saja berhubung jarak sekolah sangat dekat dari rumah
Budhe. Sebenernya sih Budhe menolak permintaanku, katanya aku harus diantar
mobil lah pakai motor lah gak boleh entar gini gitu gini gitu... Tapi setelah
aku mohon mohon... Akhirnya Budhe merestui dan membelikanku sepeda baru
sekaligus yang sporty lucu abis.. Padahal aku mau makek sepeda yang gak dipake
di gudang itu. Oh, budhe sangat baik hati padaku.
Aku masuk pada
kelas X C . Kakak PK TIK nya ada 5. Menyebalkan. Nama seorang PK TIK yang
menyebalkan adalah Kak Morgan. Sejak aku perkenalan di depan sampai sekarang, dia
sudah menjulukiku si Udik 8 kali. Menyebalkan aku hanya cemberut dan aku tak
berani melawan karena itu akan membuatku lebih menderita.
"Oke!
Untuk permainan kali ini...... Kita panggil ARTIS dari desaa kitaaa..... U D I
K..........!!!!!!!!! ", suara Kak Morgan menyerbu dinding dinding kelas.
Ya Tuhaan... Aku malu... .
Aku tak
menghiraukan sedikitpun. Aku membuang muka.
"Dek
Sekar... Silakan maju adek udiikk....", kata kak Morgan sambil
menghampiriku dan mengulurkan tangannya di depan tanganku.
"Namaku
bukan udik!!!", kataku tegas.
Seluruh ruangan
kelas tertawa. Menyebalkan!
Riwayatku
sudah habis di Masa MOS ini. Sungguh Kak Morgan adalah kakak yang paling
menyebalkan yang telah aku temui. Awas saja kalau sampek menjulukiku lagi
setelah Mos selesai!!!.
Upacara
penutupan MOS selesai. Aku menuju ke tempat pos satpam seperti biasa. Ya,
sepedaku aku parkir disana. Aku adalah siswa satu satunya yang memakai sepeda.
So, pak satpam sangat mengistemewakan area parkir untuk sepedaku. Haha.
Tin tin
tin..........
Ha? Ervan?
"Sekar...
Lo mau pulang kan? Aku antar aja yok! Rumah kita kan se komplek. Aku tau kok
rumahmu!", kata Ervan dari dalam mobil jazz merah itu.
Aku sangat
terkejut!. ERVAN? Dia adalah anak cowok yang sangat baik. Dia teman sekelas
waktu MOS.
"Nggak
van.. Aku naek sepedah kok. :)", kataku.
TibaTiba Ervan
turun dari mobilnya dan menggandeng tanganku untuk masuk ke mobil.
"Aduh..
Van.. Tapi kan sepedaku gimana?", tanyaku.
Ervan
memasukkan sepedahku ke bagasi mobilnya.
Ya ... Dia
sangat baik :) tidak seperti MORGAN!!!!!!!! Dia juga teman yang pertama yang
kasih semangat padaku untuk tidak menghiraukan kata kata Morgan.
Mulai besok.
Ervan mengahmpiriku untuk berangkat sekolah bersama setiap hari. Tidak naik
mobil pastinya, sepeda lebih sehat.
Aku tak lagi
sendirian memarkir sepeda di belakang pos satpam. Ervan lebih memilih memarkir
sepeda di area parkir siswa. Ya, sepedahku bersampingan sepeda nya Ervan
disana. :)
"
UdiiiKkkk.....", suara Morgan dari belakang sangat khas.
Aku berhenti.
Ervan sudah menoleh.
"Lo tuh
udik tapi kok sudah punya pacar hah? Hahahaaa", kata Morgan sambil tertawa
di depan mukaku.
"Pacaarrr???siapa yang pacaran kak.. Eh
kak! Sampai sekali lagi kamu bilang aku udik!! Aku gak segan segan manggil kamu
kambing!!! Ngerti?!", kataku.
Morgan semakin
menjadi tertawa tawa.
"Kak!
Jangan sampai bilang Sekar udik lagi ya kak! Atau gak, tangan gue nyampek di
jidat lo! Udah kar jangan urusin dia.", kata Morgan sambil ngegandeng
tanganku.
"Udiiikkk.........!!!!!!! Udik!!!!! Udik!!!! Udikkk !!! Sekar
udiiikkk....!!!", suara Morgan semakin keras.
Tiba tiba,
tanpa ku duga Ervan langsung menonjok Morgan. Perkelahian pun menjadi. Aku
mencoba melerai mereka.
Sungguh bodoh,
bukannya cepat terlerai. Aku malah kena tonjokan dari Morgan. Aku menghantam
batu di dekat rumput itu. Aku terjatuh. Perkelahian itu pun selesai. Mereka
terlihat buru buru untuk menolongku.
UKS di sekolah
ini sungguh exlusiv seperti rumah sakit VIP.
Mereka terlihat
sangat khawatir padaku. Kenapa aku membayangkan mereka berdua adalah para
pangeran pangeran yang sedang merebutkanku ??? . Sungguh gila!
"Aku tak
apa apa.", kataku lemah.
Kepalaku
sungguh terasa pusing.
Morgan meminta
maaf padaku. Sepertinya, dia mengatakan maaf itu dengan setulus hatinya.
Aku dan Ervan
menuju kelas. Apes. Kami berdua gak boleh ikut pelajaran karena terlambat. Aku
dan Ervan tidak di ijinkan mengikuti pelajaran.
Malang sekali.
Hari ini adalah hari kedua aku masuh sekolah.
"Udahlaaah..... Jangan sedih doong ... Yuk kita ke kantin aja!!
:D", ajak Ervan.
Namun, aku
menolak. Aku mengajak Ervan ke perpustakaan.
Aku ngerasa
Ervan adalah teman terbaik yang aku punya. Aku memilih milih Novel.
"Udik? Lo
gak pelajaran ha?", suara khas menyambar telinga ku.
"Kak
Morgan?! Ngapain kamu kak? Disini?", tanyaku.
Ya Tuhan, kenapa
ya? Aku jadi deg deg an gini ketemu Morgan. Sudahlah lupakan.
"Udik...
Sini deh.. Lo kan belum tau perpustakaan di sekolah sini... Sini aku
beritahu..........", Kak Morgan menarik tanganku diajaknya menuju ke suatu
ruangan di perpustakaan ini.
Waw.......
Perpustakaan terbaik yang pernah aku lihat. Suatu ruangan dimana buku buku ini
di aplikasikan pada suatu media technologi ... Aplikasi sains... Sosio geogrAph
biology...
Kak Morgan
mengajariku mengoperasi alat canggih itu. Baru kusadari, Kak Morgan ternyata
seseorang yang berhati tulus. Aku merasakan ketulusan dalam senyumnya padaku.
Tak terasa jam
ke tiga berjalan. Aku mencari Ervan tapi sudah gak ada. Aku kembali ke kelas
semdirian.
Pulang sekolah,
Ervan terlihat gak mood. Gak tau kenapa. Eh saat hampir menaiki sepeda, Kak
Morgan menghampiriku. Dia mengajakku untuk mendatangi perpustakaan terbaik di
kota ini. Sungguh, aku sangat tertarik. Tapi bagaimana dengan Ervan?
"Yaudah,
aku akan kerumahmu aja deh nanti sore. :) gimana? Yaudah aku minta nomor hape
mu aja deh dik...", kata Morgan.
Dalam perjalanan
pulang, Ervan tak bicara sepatahkatapun. Aku sempat bingung juga. Tapi ya
udahlah.
Tak kusangka, Ervan dan Kak Morgan datang
secara bersamaan di rumah Budhe.
"Ervan?", kataku sedikit bingung ada urusan apa datang ke
rumah.
Ervan terus
terang mau ikut acara ke perpustakaan bersama Kak Morgan. Oalah, okelah!.
Kita bertiga
menaiki mobil kak Morgan.
Setelah keliling
keliling. Kak Morgan menraktir ke Cafeprince. Ya... Kita kesana dan mengobrol.
Aku merasa harus ke kamar mandi segera, mau buang air kecil.
Kejanggalan yang
kurasakan ini terpampang jelas ketika aku balik ke meja dari toilet. Ervan dan
Kak Morgan terlihat bertengkar juga terdengar namaku di sebut sebut. Aku
curiga, aku mendekatinya pelan pelan.
Ya Tuhaan.... Aku
tak percaya, sungguh... Mereka berdua.... Ternyata meperebutkanku. Aku
terbengong. Mereka melihatku dari apa?? Hahaha... Aku tak percaya itu. Aku
masih melihat gerak gerik dan percapakan mereka. Hingga, aku segera mengambil
sikap ketika Ervan mulai naik darah sambil mencengkeram kerah hem Kak Morgan.
Aku segera mendatangi mereka.
"Kalian
kenapa lagi?", kataku keras menghampiri mereka.
"Sudahlah
van! Lo tuh jangan sok jantan kek gini hah! Emangnya gue takut sama lo setelah
lo pegang pegang baju mahal gue ha?! Virus tau gak sih!", kata Kak Morgan
sambil menyelebak tangan Ervan.
"Sialan lo
gan!!oke! Kita selesaikan secara jantan!! Dimana mau lo?! Depan? Disini? Dimana
ha?!!!", kata Ervan.
"Heh
udik!!! Sekarang lo harus pilih diantara gue dan si kucrut ituh!!! Gue cinta
sama lo!! Dan lo pilih mana?! ", kata kak Morgan sambil menatap gue jelas
jelas.
Hatiku tergetar.
Dag dig dug menerjang jantungku. Berdebar debar gak karuan. Aku sepeti gak kuat
menatap matanya yang penuh makna itu. Oh... Aku gagu... Aku hanya menganga.
"Sekar,,,
gue ... Gue juga cinta sama lo sejak MOS kar...", kata Ervan menyambar
telinga gue.
Ya Tuhaan... Aku
masih gak percaya akan ini semua,,,,
"Kak
Morgan.. Ervaan.... Kalian apa apa an sih... Mending kita pulanh aja
sekaranng.. Aku malu diliatin orang orang di sini ...", kataku entah aku
menjawab apa adanya.
Akhirnya Kak
Morgan menggandeng tanganku keluar. Ervan mengikuti di belakangku. Kita menuju
mobil. Pulang.
Mereka tak
mempertanyakaan mengenai hal tadi. Kak Morgan hanya mengatakan bahwa pilihan
itu ditunggu sampai aku benar benar bisa memilih diantara mereka berdua.
Aku tak bisa
membohongi diriku. Seharusnya, aku lebih memilih Ervan daripada Kak Morgan yang
mengatakanku Udik tapi.. Tapi kenapa aku malah jatuh cinta sama kak
Morgan........
Ya, cinta pertamaku
berawal saat MOS. Ini memang sungguh gila!! Dan aku yakin jika aku benar benar
telah jatuh cinta sama Kak Morgan........
END
0 komentar:
Post a Comment