Loading...
Wednesday, 2 April 2014

Love Of Helena ( CERPEN )

Judul Cerpen : Love Of Helena
By                 : Yama Yam

                                 Love Of Helena
       Taman indah beserta isinya itu ditatapnya bulat bulat setiap sore. Duduk bergoyang di atas ayunan berwarna kuning ceria. Helena nama gadis anak bapak Thomson pemilik saham terbesar perusahaan boneka termasyhur itu. Dia hanya termenung. Tak terlihat senyum sedikitpun.
      "Helen......", suara seseorang membuatnya terkejut.
      "Hei, Albert...", kata gadis jelita mulai menampakkan senyum indahnya.
       Mereka terlihat sangat akrab. Albert adalah teman sekelasnya.Sungguh sedih hati Albert ajakannya untuk keliling kota ditolak secara halus oleh Helena.
       "Oke... Mungkin lain waktu saja.sebaiknya aku pamit pulang saja, kamu terlihat banyak masalah helen.. Maaf aku menganggu..", kata Albert mulai meninggalkan Helena dalam kesendirian.
        Helena berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Para pembantu yang puluhan di rumah istananya sangat menganggu moodnya. Setiap bertemu, pembantu pembantu itu selalu mengucapkan salam, "hai nona Helena. ... Bla bla menyakaan keadaan , lalu apa yang bisa dibantu dan haazzz... Banyak lagi.".
     Sungguh rumit kehidupan seorang anak kaya raya.
      Helena memilih mengunci di dalam kamar seharian. Lihatlah wajahnya yang jelita dengan bibir tak ceria dan mimik muka yang tak bersemangat itu terlihat sekali dari mukanya.
     Tak beberapa lama. Air mata menetes dari kedua matanya. Helena meraih diary bear nya. Darah mengucur deras dari hidungnya. Diary itu sudah tak berwarna biru lagi. Merah...merah semua. Helena meraih tisu yang berada di meja sampingnya.
     Ia mendongak ke atas. Lalu ia menuju kamar mandinya. Ya, Helena adalah pengidap penyakit leukimia. Sungguh tragis memang. Keluarganya tak mengetahuinya. Diam diam Helena memeriksa sendiri ke rumah sakit sepulang sekolah.
      Ia menangis. Darah dari hidungnya tak kunjung berhenti. Ia tak bisa mengatasi itu. Ia pun tak sadarkan diri.
      Seluruh rumah istana itu heboh akan tak sadarnya Helena. Tuan Thomson dan Nyonya Liberti juga terlihat tergopoh gopoh pulang ke rumah. Dokter pribadi segera dipanggilnya.
      Tuan Thomson marah semarahnya terhadap para pembantu. Kenapa sampai tak tahu akan kejadian anak semata wayangnya. Sungguh .... Nyonya Liberti sedih se sedih sedihnya. Tak kunjung sadar. Helena di opname ke rumah sakit.
       2 hari 3 hari 4 hari 5 hari........
       "Albert......", suara Helena sangat lemah.
       "Helen... Kau sudah sadar? ", kata Albert.
            Helena memeluk Albert. Dia mengajak Albert untuk menemaninya keliling kota.
       "Dengan sangat senang hati Helen..:)", kata Albert menggandeng Helena.
       Helena sangat ceria. Albert pun juga lebih ceria.
      Di ujung kota. Helena berani untuk mengungkapkan isi hatinya.
     "Albert..... Sungguh ... Aku tak tau akan perasaan aneh ini...", kata Helena.
      Albert mematung seakan menebak nebak apa maksud dari Helena.
      "Aku cinta sama kamu Albert...", kata Helena lemah.
      Albert terasa speechless....
      Albert memeluk Helena erat erat... Albert menangis.....


"HELENAAAA......................................!!!!!!!!!.", teriakan Albert sungguh mengandung berjuta makna dalam hatinya.
     Seisi kamar VIP rumah sakit itu terlihat heboh. Tuan Thomson segera ikut memeluk anaknya. Nyonya Liberti pingsan. Sang Dokter hanya terlihat pasrah.
      Para suster segera melepas semua peralatan infus dan semacamnya dari tubuh Helena.
      Albert menangis sejadi jadinya.
     Ya, Helena telah meninggal dunia dalam koma berhari hari itu. Nyawanya sudah keluar dan berhamburan kesana kemari.
     Disamping Albert, Helena tersenyum. Lalu ia berjalan mendekati Tuan Thomson, ayahnya. Ia mendekat ke telinga ayahnya dan membisikan, "aku bahagia ayah!".
     Tuan Thomson tergetar. Seakan ia tahu disampingnya adalah Helena. Ia hanya bisa menangis.

                                           END

0 komentar:

Post a Comment

 
TOP