Loading...
Monday, 31 March 2014

Tak Ada Kata Terlambat

                                    Tak ada kata terlambat

        Tahun adalah Gabungan dari bulan-bulan. Bulan adalah gabungan dari Minggu-minggu. Minggu adalah gabungan dari hari-hari. Hari adalah gabungan dari jam-jam. Jam adalah gabungan dari menit-menit. Menit adalah gabungan dari detik-detik. Detik adalah satuan waktu yang paling dekat dengan kita. Yaitu sekarang! Sekarang! Waktu sekarang dimana anda membaca post ini sudah terikat detik.
        Baru kusadari. Bahwa sebenernya waktu sangatlah sempit. Sangat. Jika sekarang adalah malam hari. Tak sampai sejam aku merasakan malam ini terjadi dengan sangat cepat kilat ketika aku sampai malam esoknya. Aku merasa apa yang aku rangkai pada hari itu sungguh sia sia tak berkarya. Waktu habis begitu saja. Ketika kita coba menengok ke belakang lebih detail dimana tahun ketika kita pada masa kecil sebagai contoh ketika umur 7 tahun. Awal masuk SD. Masih kecil tak bisa berpikir berlogika untuk masa depan. Yang ada bagaimana kita bisa melakukan hari itu hanya butuh permainan permainan dan kesenangan semata.
           Namun, semakin bertambah usia ... Tahun tahun tahun dan tahun...... Aku merasa semakin berat di bahu ini. Ya, benar sekali. Semakin banyak ilmu ilmu di bangku sekolahan yang kita makan. Setiap hari sekolah masuk pagi pulang siang. Hal hal yang membosankan itu mendorong kita untuk bisa berpikir berlogika dengan berdimensi waktu entah waktu ber alur depan maupun belakang. Sangat tidak masuk akal jika kita bepikir merasa jika hidup hari hari yang terjadi hari ini esok lusa entah sampai tahun berikitnya akan terjadi begini begini saja. Merasa kita akan selalu ada yang mencukupi selalu akan terjadi begitu saja. Kita hidup dari kecil hingga sebesar ini, kita mengarungi suatu dimensi waktu yang masih tak bisa terpecahkan darimana waktu itu tersusun dan cara kerjanya.
         Dimensi waktu terus berputar begitu saja. Detik membentuk menit membentuk jam membentuk hari memnbentuk minggu membentuk bulan membentuk tahun memnbentuk generasi dan hal itu terjadi secara cepat jika kita membayangkan masa lalu yang terususun dimensi waktu yang sudah kita lalui detik perdetik itu. Aku tersadar. Aku merasakan kecepatan itu.lihatlah, sedetik barusan yang kamu lalui. Bayangkan detik barusan dimana waktu ketika kamu membaca kalimat sebelumnya. Detik barusan tadi akan mulai menyusun masa lalu mu yang bakal membentuk menit dan jam dan hari dan minggu dan bulan berikutnya dalam calon masa lalu mu. Aku pun mulai merasa dimana waktu berdetik detik ini yang kugunakan untuk mengetik postingan ini sungguh sia sia melihat jumlah waktu yang tersisa yang ku miliki untuk mengukir masa depanku kelak.
         Ya.... Ingin rasanya aku bisa bergerak cepat menyelesaikan tugas tugas semuanya. Tapi aku tak mampu. Mungkin sikap "MALAS" merampas detik per detik yang sangat berharga ini.....
         Aku menerawang jauh ke depan dalam tingkatan waktu 3 tahun kedepan. Dimana waktu aku lulus SMA dan bakal kemanakah aku nanti. Kuliah dimana? Ataukah aku bakal kerja dengan tamatan sekolah SMA? Sungguh mengenaskan aku tak ingin hal itu terjadi di masa depanku 3 tahun kedepan. Aku merasa 3 tahun kedepan akan terjadi sangat cepat seperti masa lalu 3 tahun belakang yang telah kulalui. Aku mulai bertambah tua dan tak muda lagi. Aku merasa semua yang ku lakukan terasa tiada berguna di masa ini. Aku tak punya tujuan hidup. Aku merasa waktu yang kupunya sangat tak bermafaat dan siasia.
         Hanya untaian kata pepatah yang bisa memperbaiki rasa menysalku ini. "Tak ada kata terlambat....". Ya.... Hanya itu yang bisa ku katakan. Sebelum semua 3 tahun itu penuh... Aku harus bisa memanfaatkan waktu yang sempit ini untuk mempersiapkan 3 tahun itu. Sungguh itu tak mudah guys...........
         3 tahun serasa 3 jam saja.


0 komentar:

Post a Comment

 
TOP