Tak ada
kata terlambat
Tahun adalah
Gabungan dari bulan-bulan. Bulan adalah gabungan dari Minggu-minggu. Minggu
adalah gabungan dari hari-hari. Hari adalah gabungan dari jam-jam. Jam adalah
gabungan dari menit-menit. Menit adalah gabungan dari detik-detik. Detik adalah
satuan waktu yang paling dekat dengan kita. Yaitu sekarang! Sekarang! Waktu
sekarang dimana anda membaca post ini sudah terikat detik.
Baru kusadari.
Bahwa sebenernya waktu sangatlah sempit. Sangat. Jika sekarang adalah malam
hari. Tak sampai sejam aku merasakan malam ini terjadi dengan sangat cepat
kilat ketika aku sampai malam esoknya. Aku merasa apa yang aku rangkai pada
hari itu sungguh sia sia tak berkarya. Waktu habis begitu saja. Ketika kita
coba menengok ke belakang lebih detail dimana tahun ketika kita pada masa kecil
sebagai contoh ketika umur 7 tahun. Awal masuk SD. Masih kecil tak bisa
berpikir berlogika untuk masa depan. Yang ada bagaimana kita bisa melakukan
hari itu hanya butuh permainan permainan dan kesenangan semata.
Namun,
semakin bertambah usia ... Tahun tahun tahun dan tahun...... Aku merasa semakin
berat di bahu ini. Ya, benar sekali. Semakin banyak ilmu ilmu di bangku
sekolahan yang kita makan. Setiap hari sekolah masuk pagi pulang siang. Hal hal
yang membosankan itu mendorong kita untuk bisa berpikir berlogika dengan
berdimensi waktu entah waktu ber alur depan maupun belakang. Sangat tidak masuk
akal jika kita bepikir merasa jika hidup hari hari yang terjadi hari ini esok
lusa entah sampai tahun berikitnya akan terjadi begini begini saja. Merasa kita
akan selalu ada yang mencukupi selalu akan terjadi begitu saja. Kita hidup dari
kecil hingga sebesar ini, kita mengarungi suatu dimensi waktu yang masih tak
bisa terpecahkan darimana waktu itu tersusun dan cara kerjanya.
Dimensi waktu
terus berputar begitu saja. Detik membentuk menit membentuk jam membentuk hari
memnbentuk minggu membentuk bulan membentuk tahun memnbentuk generasi dan hal
itu terjadi secara cepat jika kita membayangkan masa lalu yang terususun dimensi
waktu yang sudah kita lalui detik perdetik itu. Aku tersadar. Aku merasakan
kecepatan itu.lihatlah, sedetik barusan yang kamu lalui. Bayangkan detik
barusan dimana waktu ketika kamu membaca kalimat sebelumnya. Detik barusan tadi
akan mulai menyusun masa lalu mu yang bakal membentuk menit dan jam dan hari
dan minggu dan bulan berikutnya dalam calon masa lalu mu. Aku pun mulai merasa
dimana waktu berdetik detik ini yang kugunakan untuk mengetik postingan ini
sungguh sia sia melihat jumlah waktu yang tersisa yang ku miliki untuk mengukir
masa depanku kelak.
Ya.... Ingin
rasanya aku bisa bergerak cepat menyelesaikan tugas tugas semuanya. Tapi aku
tak mampu. Mungkin sikap "MALAS" merampas detik per detik yang sangat
berharga ini.....
Aku menerawang
jauh ke depan dalam tingkatan waktu 3 tahun kedepan. Dimana waktu aku lulus SMA
dan bakal kemanakah aku nanti. Kuliah dimana? Ataukah aku bakal kerja dengan
tamatan sekolah SMA? Sungguh mengenaskan aku tak ingin hal itu terjadi di masa
depanku 3 tahun kedepan. Aku merasa 3 tahun kedepan akan terjadi sangat cepat
seperti masa lalu 3 tahun belakang yang telah kulalui. Aku mulai bertambah tua
dan tak muda lagi. Aku merasa semua yang ku lakukan terasa tiada berguna di
masa ini. Aku tak punya tujuan hidup. Aku merasa waktu yang kupunya sangat tak
bermafaat dan siasia.
Hanya untaian
kata pepatah yang bisa memperbaiki rasa menysalku ini. "Tak ada kata
terlambat....". Ya.... Hanya itu yang bisa ku katakan. Sebelum semua 3
tahun itu penuh... Aku harus bisa memanfaatkan waktu yang sempit ini untuk
mempersiapkan 3 tahun itu. Sungguh itu tak mudah guys...........
3 tahun
serasa 3 jam saja.
0 komentar:
Post a Comment